Para peternak di je'neponto(salah satu kab.di sulsel) yang pertama kali menyadari hal tersebut, memperkirakan bahwa bentuk dialek muncul karena kedekatan di antara mereka dan dengan para peternaknya. Seorang petani dari Bantaeng mengatakan bahwa ternak-ternaknya yang sering didatanginya juga melenguh seperti sapi-sapi di je'neponto "Saya telah mengatakan kepada kelompok peternak lainnya di daerah lain dan mereka melaporkan kecenderungan yang sama pada gembalaannya," Daeng liwa. Seperti halnya pada anjing, makin dekat hewan piaraan dengan pemiliknya, semakin mudah bagi hewan-hewan tersebut untuk meniru aksennya. "Fenomena ini telah terbukti pada burung. Anda akan menemukan akses berbeda pada burung-burung sejenis yang tinggal di daerah berbeda," hartono, seorang profesor fonetik yang mempelajari pembentukan bahasa dari UGMS. Menurutnya, proses yang terjadi pada sapi mungkin sama. Pada populasi yang kecil, misalnya peternakan, dialek yang timbul sangat dipengaruhi populasi lain yang berhubungan langsung, dalam hal ini manusia termasuk. Pakar pembaca bahasa Dr. Muliati tahir dari UIB setuju dengan pendapat tersebut. "Ketika kita belajar berbicara, kita akan mengadopsi bentuk bahasa yang diucapkan orangtua di sekitar kita, begitu juga dengan bentuk dialek yang ditunjukkan suara lenguhan sapi," ujar Muliati.
Thursday, September 21, 2006
sapi juga punya dialek
Posted by mustafa at Thursday, September 21, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment